Senin, 07 Mei 2012

GURU YANG BAIK DAN GURU YANG HEBAT

Diposting oleh Unknown di 02.15 0 komentar

A.      Ciri-ciri guru yang baik
ü  Pemahaman materi baik dan benar-benar menguasainya.
ü  Menjelaskan segala sesuatunya dengan jelas sehingga murid paham dan mengerti
ü  Menggunakan bahasa yang baik dan benar agar murid dapat dengan baik memahami.
ü  Mampu menghidupkan suasana kelas
B.      Ciri-ciri guru yang hebat
ü  Mampu memotivasi dan menginspirasi muridnya, sehingga mampu berbuat sesuai dengan kemampuannya sendiri
ü  Bisa menjadi teman dengan muridnya sehingga merasa nyaman ketika melaksanakan proses belajar mengajar
ü  Melihat potensi murid yang dimiliki sehingga dapat mengembangkannya
C.      Saya memilih menjadi guru yang hebat, dengan alasan :
Ø  Ingin menjadikan murid-murid saya nanti berkembang sesuai dengan potensi yang mereka miliki dan mereka kuasai. Sehingga akan lebih memudahkan mereka untuk terus berekspresi dan berkarya
Ø  Dengan memotivasi mereka adalah sesuatu yang sangat berharga, karena dengan melihat mereka memiliki motivasi yang tinggi akan menjadi kebahagiaan bagi saya sendiri jika nanti menjadi guru mereka
Ø  Menjalin hubungan yang baik dan hangat agar tercipta kedekatan antara murid dan guru, maka dari itu akan memudahkan saya sebagai gurunya untuk meneliti potensi yang mereka miliki.
D.      Manfaat yang saya dapatkan dari wacana-wacana yang telah saya baca sangat banyak sekali. Semua itu akan menjadi pembelajaran bagi saya sebagai calon guru di masa yang akan datang. Mencari jati diri sebagai guru, maksudnya akan menjadi guru yang seperti apa saya suatu saat nanti?. Mulai dari sekarang saya akan mempersiapkannya, karena saya ingin menjadi guru berprestasi suatu saat nanti.

Sabtu, 21 April 2012

KESADARAN BERBAHASA

Diposting oleh Unknown di 00.59 0 komentar

KESADARAN BERBAHASA
Bahasa muncul dari ujaran orang seorang. Bahasa merupakan hasil aktivitas manusia. Maju mundurnya suatu bahasa bergantung pada tiap pemakai bahasa.
3.1 Pengertian Bahasa
Tiap orang mempunyai pandangan tentang bahasanya sendiri. Dia menyadari bahwa bahasa merupakan suatu kebutuhan untuknya. Tanggung jawab bahasa tidak saja terletak pada penguasa, tetapi orang yang berkesadaran bahasa merasa bahwa ia pun merasa bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan bahasanya apalagi bahasa nasionalnya.
Disadari bahwa tidak tiap menginsafi tanggung jawab ini. Mereka acuh tak acuh sebab menurut dia, yang penting : “ asal orang mengerti apa yang saya katakan”. Hal seperti ini tak dapat dibiarkan kalau kita ingin memajukan bahasa, apakah itu bahasa daerah (BD) atau bahasa Indonesia (BI). Untuk itu tiap orang harus mempunyai kesadaran berbahasa, yang dimaksud dengan kesadaran berbahasa ialah sikap seseorang baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertanggung jawab sehingga menimbulkan rasa memiliki suatu bahasa atau dengan ia berkemauan untuk ikut membina dan mengembangkan bahasa. Ciri-ciri orang yang mempunyai kesadran berbahasa :
ü  Sikap terhadap bahasa dan berbahasa
ü  Tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa
ü  Rasa ikut memiliki bahasa
ü  Kemauan membina dan mengembangkan bahasa
3.2 Tanggung Jawab terhadap Bahasa dan Berbahasa
Orang menguasai paling sedikit satu bahasa. Orang yang menguasai satu bahasa disebut monoligal. Orang yang menguasai dua bahasa disebut bilingual atau dwibahasawan. Sedangkan orang yang menguasai lebih dari dua bahasa disebut multilingual. Bagi kita di Indonesia, soal BD dab BI tak perlu dipertentangkan. Dua-duanya dijamin dalam UUD 1945. Dua-duanya perlu dibina dan dikembangkan.
Ciri-ciri orang bertanggung jawab terhadap suatu bahasa dan pemakaian bahasa :
ü  Selalu berhati-hati menggunakan bahasa
ü  Tidak merasa senang melihat orang yang mempergunakan bahasa secara serampangan
ü  Memperingatkan pemakai bahasa kalau ternyata ia membuat kekeliruan
ü  Tertarik perhatiannya kalau orang menjelaskan hal yang berhubungan dengan bahasa
ü  Dapat mengoreksi pemakaian bahasa orang lain
ü  Berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa tersebut
ü  Bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan bahasa.
Tanggung jawab berbahasa mengandung unsur keselamatan pembicara dan pemakai bahasa. Tanggung jawab pemakai bahasa bukan saja terbatas pada pemilihan kata dan kalimat yang baik, melainkan juga bagaimana caranya mengucapkan kata atau kalimat itu. Tanggung jawab bahasa dan berbahasa mempunyai akibat yang mempunyai jangkauan luas. Jangkauan untuk manusia yang akan datang dan manusia sekitar pemakai bahasa. Akibat social yang akan datang karena bahasa akan diwariskan kepada generasi setelah pemakai bahasa dan akibat sosial sekitar karena bahasa bergejala antara seorang dan orang lain. Jadi, tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa adalah vertical dan horisontal.
3.3 Sikap terhadap Bahasa dan Berbahasa
Tiap bahasa adalah penjelmaan yang unik dari suatu kebudayaan yang unik . . . (St. Takdir Alisyahbana dalam Arman Halim I. Ed, 1976 : 40). Karena bahasa adalah penjelmaan yang unik dari suatu kebudayaan, maka bahasa dipengaruhi oleh pemakai bahasa yang pada dasarnya unik pula.
Marilah kita lihat percakapan dibawah ini :
A : pi dimana ngana?                                                  ‘engkau pergi kemana?’
B : pi di pasar                                                              ‘pergi ke pasar’
A : pi bikin apa?                                                          ‘untuk apa?’
B : pi bili ikan deng sayor                                           ‘pergi membeli ikan dan sayur’
A : bole kita baku iko?                                                ‘bolehkah aku ikut?’
B : bole, jo mari!                                                         ‘boleh, marilah !’
Bahasa ini adalah dialek manado, mereka tidak menggunakan BI. Mengapa?  Jawabnya ialah, situasi perjumpaan dan kegiatan menceritakan kembali bukanlah situasi resmi. Harimurti kridalaksana (1978:98) mengatakan bahwa BI digunakan  untuk keperluan-keperluan resmi, yaitu dalam.
1.      Komunikasi resmi
2.      Wacana ilmiah
3.      Khotbah, ceramah dan kuliah
4.      Bercakap cakap dengan orang yang dihormati
Sehubungan dengan itu sikap bahasa dan berbahasa dapat dilihat dari dua segi, yakni :
a.       Sikap positif
b.      Sikakp negative
Sikap positif terhadap bahasa dan berbahasa terlihat pada penampilan seseorang ketika dia menggunakan bahasa. Sikap terhadap bahasa itu terlihat dari penghargaannya terhadap  bahasa. Tetapi kalau pada situasi resmi, masih kita dapati penggunaan penggunaan bahasa yang tidak menurut kaidah, disana kita berkata, bahwa sikap pemakai bahasa tersebut sangat disesalakan. Untuk itu “kesadaran”  terhadap bahasa haarus menjiwai kita.
3.4 Rasa Memiliki Bahasa
Sikap positif bahasa dan berbahasa menghasilkan perasaan memiliki bahasa. Maksudnya bahasa sudah dianggap kebutuhan pribadi yang esensial, memiliki pribadi, dijaga dan dipelihara. Bahasa adalah sesuatu yang kita dapat dengan proses belajar yang kemudian harus kita sadari bahwa bahasa itu adalah milik kita. Baik BD maupun BI, atau BA kita anggap milik kita pribadi.
Dengan kesadaran bahasa diharapkan dapat timbul rasa memiliki bahasa. Untuk menanamkan rasa memiliki bahasa, orang harus bertitik tolak dari anggapan bahwa bahasa adalah miliknya pribadi.
3.5 Partisipasai dalam Pembinaan Bahasa
Perasaan memiliki bahasa dapat menimbulkan tanggung jawab dan kegiatan membina bahasa baik melalui kegiatan pribadi atau kelompok. Bukti keikutsertaan itu terutama ternyata dari pemakain bahasa yang tertib. Jadi kalau seseorang telah berhati-hati berbicara dan menulis sehingga bahasanya terpelihara, maka keadaan ini terlah menandakan bahwa dia telah berpartisipasi dalam pembinaan bahasa. Dengan kata lain, usaha pertama-tama sebagai bukti keikutsertaan kita dalam pembinaan bahasa ialah sikap kita kalau sedang menggunakan bahasa penulis namakan partisipasi formal. Kita berusaha setiap kali kita mempergunakan bahasa (berbicata atau menulis) selalu memperhatikan kaidah bahasa yang bersangkutan. Partisipasi formal terlihat usaha kita berupa kegiatan pembinaan melalui pertemuan formal.
Kita menyebarkan tulisan baik berupa buku, pemuatan di surat kabar atau majalah tentang persoalan kebahasaan. Jadi, kita adalah peserta aktif. Kalau ada kegiatan kebahasaan kita terpanggil untuk melaksanakannya. Ini semua merupakan partisipasi formal setiap pemakai bahasa. Tentu tidak semua memakai bahasa diharapkan berpartisipasi secara formal, yang diharapkan minimal kita berpartisipasi secara informal dengan penuh kesadaran, kita menggunakan bahasa secara tertib.
                                                                                                           




                                                                                               Penulis
  


                                                                                                Niki Lestari
                                                                                                NIM 41032151111024











MANFAAT MEMBACA

Diposting oleh Unknown di 00.39 0 komentar

PENDAHULUAN
            Manusia adalah mahkuk yang diberikan akal oleh Allah SWT untuk berpikir. Berpikir adalah suatu kegiatan yang harus dilatih terus-menerus demi mengembangkan potensi otak, Salah satu cara manusia mengembangkan potensinya adalah dengan “membaca”.  Membaca akan sangat mudah untuk mendapatkan berbagai informasi tulis. Sebenarnya membaca bukanlah hal yang aneh lagi, apalagi untuk para pelajar membaca adalah sebuah kebutuhan demi meningkatkan ilmu pengetahuannya.
            Selain mampu mengasah potensi otak dan pengetahuan, membaca akan menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif dari diri si pembaca. Jika rajin membaca berbagai buku pengetahuan seperti buku-buku ilmiah ataupun karya tulis ilmiah, dan ketika dihadapkan dengan suatu tugas yang berhubungan dengan karya ilmiah maka disinilah kemampuan hasil membaca kita digunakan semaksimal mungkin. Ilmu pengetahuan yang kita peroleh dari membaca akan sangat membantu dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah yang akan kita kerjakan.
            Tetapi tidak semua orang senang akan membaca  ada sebagian orang yang hanya sekedar bisa membaca tanpa selalu membaca disaat waktu luang, maka disini dapat disimpulkan itu artinya orang membaca hanya disaat dia ada keperluan saja. Budaya membaca hendaknya selalu dilakukan setiap waktu, karena dengan banyak membaca tidak akan ketinggalan informasi-informasi baru, apalagi jika buku yang kita baca adalah buku ilmu pengetahuan ilmiah itu akan sangat bermanfaat sekali untuk masa depan si pembaca. Membahas mengenai karya tulis ilmiah membaca sangat mempengaruhi kualitas karya ilmiah yang dibuat, karena apa? Dengan membaca akan mampu membandingkan karya-karya tulis orang lain dengan karya tulis yang kita buat. Disinilah kita dapat mengasah kemampuan membaca sekaligus menulis. Oleh karena itu mulai dari sekarang kita  tingkatkan budaya membaca disetiap waktu untuk meningkatkan potensi yang dimiliki.
PENGERTIAN MEMBACA
            Menurut saya sendiri membaca adalah melihat, mengucapkan secara lisan maupun didalam hati disertai dengan memahami isinya, yang bertujuan mendapatkan informasi dari bacaan tersebut. Dengan demikian membaca merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan informasi.
            Lain halnya menurut 3 (tiga) pakar ahli yang saya dapatkan, ada beberapa pengertian membaca diantaranya :
Menurut Kolker (1983:3)

Membaca adalah suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan bahasa tulis. Hakekat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak. Senada dengan itu,

Fredick Mc Donald (dalam Burns, 1996: 8) mengatakan bahwa, Membaca adalah rangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon kognitif, sikap dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub keterampilan, yang meliputi: sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Urun pandangan,

Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991: 267) mengungkapkan, Membaca adalah proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi langkah-langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian, makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca saja.


Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwa membaca adalah kemampuan untuk menggunakan semua indra dengan simbul untuk mengetahui makna.
Tujuan membaca adalah untuk mengetahui informasi , sebagai hiburan, untuk mendapatkan pengetahuan.
MANFAAT MEMBACA UNTUK KARYA TULIS ILMIAH
Ada beberapa manfaat membaca dalam pembuatan karya tulis ilmiah, diantaranya :
1.      Menambah ilmu pengetahuan sebagai bahan dasar pembuatan karya tulis ilmiah
2.      Menyempurnkan kalimat dan kata-kata baku dalam penulisan
3.      Menumbuhkan berbagai ide kreatif dan inovatif
4.      Mampu mengukur kualitas karya tulis ilmiah yang dibuat
5.      Menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yang sangat berkualitas
6.      Mampu bersaing dengan karya tulis orang lain
7.      Percaya diri untuk terus mengembangkan potensi yang dimiliki dalam pembuatan karya tulis ilmiah, karena memiliki bekal budaya membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Selasa, 06 Maret 2012

hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan pada mata kuliah Bahasa Indonesia

Diposting oleh Unknown di 01.11 0 komentar
Perkuliahan pertama Bahasa Indonesia di mulai, saya bertemu dengan ibu Isna Sulastri. Kesan pertama pertemuan dengan beliau begitu menyenangkan, dengan mimik wajah yang ceria serta gaya bicaranya yang formal. Menurut pandangan saya beliau termasuk dosen yang peduli terhadap mahasiswanya, dilihat dari cara beliau mengajar, mengabsen, dan menyapa. Hal baru yang saya dapatkan dari beliau adalah mengenai dunia maya ( blog ), dari sinilah saya mulai belajar membuat blog.
            Hal yang kurang menyenangkan pada mata kuliah Bahasa Indonesia adalah mengarang, karena saya kurang bisa dalam hal mengarang.

Senin, 27 Februari 2012

Mengapa kita perlu belajar bahasa indonesia?

Diposting oleh Unknown di 00.44 0 komentar
            Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan dipakai untuk berkomukasi dan berinteraksi. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu : Bahasa lisan dan Bahasa tulisan.
            Bahasa lisan di pakai manusia secara langsung dengan berucap, sedangkan bahasa tulisan dipakai manusia dalam bentuk tulisan baik tulisan formal maupun tidak.
            Kita sebagai warga negara Indonesia memiliki beragam bahasa dari setiap daerah, maka dari itu negara kita memiliki bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia. sudah seharusnya mempelajari dan mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari hari supaya terbiasa dan terlatih berbicara bahasa Indonesia yang fasih dan benar. selain sebagai alat komunikasi bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa tulisan formal yang digunakan dalam pembuatan karya tulis ilmiah, di dalam karya tulis ilmiah terdapat aturan aturan penulisan yang harus dipatuhi dan tidak boleh ada kesalahan. maka dari itu kita perlu bahkan harus terus belajar bahasa Indonesia.
 

Niki Blog's 21 Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting